Surat Somasi: Pertimbangan dan Cara Membuatnya

Dalam mengajukan somasi pastinya seorang kreditur harus membuat surat somasi yang akan ditujukan kepada calon debitur. Surat somasi akan dilayangkan kepada calon debitur dengan alasan karena lalai melakukan kewajibannya. Namun dalam pembuatan surat somasi Anda tentu membutuhkan jasa pembuatan surat somasi agar isi dari surat tersebut tersampaikan dengan baik.

Apa Itu Somasi?

Somasi dapat diartikan sebagai bentuk peringatan atau teguran atas kelalaian yang dilakukan oleh debitur. Tujuan diberikannya surat somasi adalah untuk memberi peringatan kepada debitur kewajiban hukum yang sudah ditentukan dalam perjanjian dapat dipenuhi.

Seperti yang ada dalam pasal 1243 KUHPerdata menyatakan bahwa jika terjadi pengabaian surat somasi yang dilayangkan kepada debitur maka debitur tersebut telah melakukan wanprestasi sehingga akan mendapatkan tuntutan berupa mengganti biaya ganti rugi.

Selain sebagai peringatan, somasi juga menjadi bukti bahwa seorang kreditur telah melakukan itikad baik dengan memberikan peringatan dalam menyelesaikan suatu masalah sebelum masuk dalam tahap pengadilan.

Somasi juga dapat dilakukan dengan tujuan agar mencari dan mendapatkan informasi tambahan tentang penentuan masalah tersebut apakah termasuk ke dalam hukum perdata atau hukum pidana. Melalui jawaban somasi, maka kreditur akan mendapatkan data dan juga informasi tambahan yang nantinya akan berguna saat penyelesaian masalah tersebut adalah dengan melalui hukum pengadilan.

Hal-hal Penting Dalam Membuat Surat Somasi

Salah satu contoh mengapa dilayangkannya surat somasi adalah karena adanya perbuatan melanggar hukum. Walaupun begitu seorang kreditur harus tetap memperhatikan hal-hal berikut ini sebelum membuat surat somasi:

Menyampaikan Latar Belakang Permasalahan

Sampaikan latar belakang mengapa surat somasi tersebut dilayangkan dan juga sertakan fakta untuk mendukung latar belakang permasalahan yang terjadi. Adanya fakta yang diungkapkan menjadi hal yang penting dan menjadi tujuan dikeluarkannya surat somasi, karena jika surat somasi tersebut hanya berisi tentang pendapat atau opini maka akan sangat mudah untuk dipatahkan.

Seorang kreditur pasti tidak ingin jika somasi yang dikeluarkannya justru dipatahkan dengan mudah. Kreditur perlu mempelajari tentang perjanjian dan juga dokumen-dokumen yang bisa digunakan dalam proses penentuan akar masalah. Dari hasil tersebutlah yang nantinya akan dapat menentukan apakah debitur melakukan ingkar janji atau tidak.

Somasi Menyatakan Perintah atau Teguran

Adanya somasi sebagai perintah atau teguran pastinya untuk mengindahkan suatu perjanjian, bisa dalam bentuk ganti rugi, atau mengakhiri perjanjian antara kreditur dan juga debitur. Surat yang hanya berisi tentang permintaan ganti rugi tidak akan disebut sebagai somasi karena tidak terdapat teguran atau perintah yang dituliskan secara jelas tentang tuntutan yang diajukan.

Permintaan dalam Surat Somasi Harus Jelas

Beberapa hal-hal yang dapat diminta dan diajukan dalam surat somasi adalah seperti pembayaran hutang (jika somasi yang dilayangkan berupa somasi hutang), pembayaran ganti rugi, pemenuhan perjanjian atau mengakhiri perjanjian.

Agar tidak terjadi masalah dikemudian hari maka permintaan tersebut harus menyertakan alasan yang tepat, karena terkadang kreditur justru mendapatkan gugatan balik saat di pengadilan sehingga akan sangat merugikan bagi kreditur.

Pemberian tuntutan juga harus sesuai dengan pernyataan yang sudah ada dalam perjanjian. Pemberian jangka waktu kepada debitur juga penting untuk dilakukan agar debitur dapat mengindahkan somasi tersebut. Jangka waktu yang diberikan juga adalah hasil kesepakatan dari kreditur dan debitur.

Membuka Ruang negosiasi

Pada dasarnya, dilayangkannya surat somasi adalah sebagai bentuk peringatan akan kelalaian dalam menunaikan perjanjian yang dilakukan oleh debitur, bukan sebagai bentuk gugatan. Dikeluarkannya somasi adalah sebagai bentuk indikasi awal bahwa akan terjadinya sengketa.

Namun dalam penyelesaian masalahnya tentu membutuhkan kepala dingin agar solusi yang didapatkan sesuai. Adanya ruang negosiasi sebagai bentuk keberatan yang diajukan jika masalah tersebut harus masuk ke dalam pengadilan yang pastinya akan membutuhkan banyak waktu dan juga biaya.

Cara Membuat Surat Somasi

Dalam pembuatan surat somasi tidak membutuhkan format baku dalam penulisannya. Anda dapat menggunakan jasa pembuatan surat somasi agar isi dari surat somasi tersebut lebih baik. Namun terdapat beberapa informasi yang harus ada dalam surat somasi tersebut, yaitu:

  • Identitas dari kreditur atau pembuat somasi
  • Identitas dari debitur atau pihak yang disomasi
  • Menyertakan latar belakang permasalahan sehingga terjadinya somasi
  • Perintah atau teguran yang diberikan kepada debitur
  • Jangka waktu yang diberikan oleh kreditur kepada debitur dalam memenuhi prestasi
  • Upaya hukum lanjutan yang akan diberikan oleh kreditur jika surat somasi yang sudah dilayangkan tidak mendapatkan respons yang baik dari debitur
  • Tanda tangan dari kreditur

Pertimbangan Sebelum Mengirimkan Surat Somasi

Saat seorang kreditur menggunakan jasa pembuatan surat somasi dalam melakukan proses somasi, maka memerlukan surat kuasa dan KOP surat yang digunakan biasanya berasal dari kantor jasa yang pilih dalam penyelesaian masalah tersebut. Pastikan juga bahwa isi dalam surat somasi terdapat tanda terima sebagai bukti bahwa penerima surat tersebut adalah pihak yang bersangkutan.

Penggunaan fakta dalam isi surat somasi juga penting saat menjelaskan permasalahan yang terjadi. Adanya alasan yang tepat yang digunakan sebagai ungkapan teguran atau peringatan, karena dengan alasan permintaan yang tepat tidak akan membuat gugatan balik di pengadilan. Oleh karena itu tuntutan yang diberikan harus sesuai dengan konsekuensi yang ada dalam perjanjian.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penjelasan bahwa adanya suatu tuntutan. Surat tersebut tidak akan disebut sebagai surat somasi jika tidak terdapat teguran atau peringatan. Debitur dapat dinyatakan melakukan wanprestasi jika tidak dapat memenuhi isi surat somasi dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, sehingga permasalahan tersebut dapat dibawa ke pengadilan dan akan diputuskan apakah telah terjadi suatu pelanggaran wanprestasi atau tidak.

Surat somasi yang sudah dilayangkan memang tidak mempunyai kewajiban untuk dibalas namun debitur tetap disarankan untuk menanggapi atau membalas surat somasi yang diberikan secara tepat karena terdapat undang-undang yang berlaku.

Debitur harus mengusahakan agar tidak terlambat dalam membalas atau menjawab surat somasi yang dilayangkan agar sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditetapkan. Berikut merupakan hal-hal yang harus diperhatikan saat menanggapi surat somasi:

Baca dan Perhatikan Surat Somasi dengan Cermat

Bacalah surat somasi tersebut dengan cermat. Latar belakang permasalahan dan juga fakta yang disebutkan apakah sesuai dengan yang dilakukan atau adakah pelanggaran pada perjanjian yang sudah dibuat sebelumnya. Keseluruhan isi dari surat somasi tersebut agar dapat dicermati dengan baik yang berkaitan dengan perjanjian yang menjadi titik permasalahan dalam surat somasi tersebut.

Jika isi dari surat somasi tersebut tidak tepat dan akurat debitur juga dapat menggugat balik kreditur tentunya dengan melalui bantuan hukum, bisa dengan menggunakan jasa pembuatan surat somasi untuk melakukan gugatan balik.

Periksa Batasan Waktu yang Diberikan

Periksalah batasan waktu yang diberikan oleh kreditur. Debitur dapat mencatat tanggal diterimanya pemberitahuan tersebut, karena melalui pencatatan yang baik maka debitur akan mendapatkan keuntungan saat kreditur mengajukan gugatan.